Pernahkah kita
sadar, berapa banyak kesempatan untuk berhasil yang sudah kita buang hanya
karena kita tidak cukup bersabar dititik terakhir. Hanya selangkah dan pintu
itu akan terbuka, memancarkan semburat cahaya menerangi ruang gelapmu, tetapi
sayangnya, ketika hanya satu langkah lagi itu tiba-tiba kamu merasa capek,
payah, tak sanggup melanjutkan.
lumrah sih,
manusia namanya. Tapi coba bayangkan berapa ratus langkah yang sudah kita lalui
sebelumnya, tapi karena lelah, ego yang merajai diri, hanya tinggal satu
langkah dan kita akhirnya ********
yah tapi
pertanyaan berikutnya, yakin tinggal selangkah? gimana kalau masih seribu
langkah lagi, baru berhasil. Ayolah teman, sudah berapa banyak kisah tokoh
dunia yang melakukan percobaan puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali. Einsten,
Bill gates, upppss mereka semua tokoh barat, yang budayanya memang berbeda dari
kita, yang memang didikannya lebih mandiri. Oke pernahkah kita mendengar nama
Al-Biruni, Muhammad bin Zakaria Ar-Razi, Ibnu Sina, Abu Musa Jabir bin Hayyan,
Ibnu Haitsam, Al-Khazini. Mereka bukan tokoh barat dan mereka adalah pemuda
islam yang memberikan sumbangsih luar biasa bagi dunia tapi jarang kita
ketahui.
Karena limit
usaha untuk berhasil itu tidak kita ketahui ujungnya, seyogyanya kita terus
melangkah. Belajar sebagaimana bayi yang belajar berjalan, tidak merasa malu
ditertawakan, takut terjatuh, atau sedih karena sakit. Bayi itu hanya akan
menangis sebentar untuk kemudian bangkit mencoba, mencoba, dan mencoba lagi
tanpa kenal kata “menyerah”.