Selasa, 20 Mei 2014

Ceritaku di Papandayan 2622 mdpl





Ini kali pertama seumur hidup saya, berwisata ke  gunung, camping di tengah alam terbuka. Pengalaman pertama yang tidak terlupakan.

Pagi-pagi sekali kami berangkat. Kami yang berangotakan 6 orang ini,
Kira-kira pukul 07.00 WIB akhirnya kami tiba di pos pertama dan langsung saja melakukan registrasi. Pertama tiba, saya terkaget-kaget ketika melihat banyaknya pendaki disana, dan parahnya kog ada yang enteng banget satu tim 8 orang hanya membawa 3 carrier, dan yang lain ga bawa apa-apa. Disisi lain saya juga melihat 3 orang pemuda yang hanya membawa 1 carrier dan 2 daypack. Akhirnya ributlah kami, “kog itu, kog ini bawanya gitu doank?”, “Kita lebay banget ga sih 2 cowok 4 cewek semuanya bawa carrier?” kira-kira itulah yang kami ributkan.  Saya memang sempat mendengar dari teman, idealnya untuk pendakian proporsinya 2 carrier 1 daypack, agar bisa ganti-gantian. Tapi yasudahlah toh sudah terlanjur ini. 

Kami pun mengeluarkan semua perlengkapan yang sudah kami bawa. Karena baru pertama kali, alhasil packing yang saya lakukan “kurang pas dan nyaman”, akhirnya dibantu oleh teman saya, dibongkar kembali deh isi tasnya. Setelah persiapan selesai langsung saja kami mencari tempat makan untuk sarapan. Disela-sela menunggu sarapan tersaji, bak pendaki propesional kami akhowat yang notabenenya pendaki pemula, melakukan sedikit stretching, pemanasan supaya ga cidera (heee :P ngakak sok safety banget nih kita).

Oke selesai makan, kami pun langsung menuju trek pendakian yang sebelumnya dimulai dengan berdoa bersama untuk memohon perlindungan dari Allah swt agar perjalanan kami selamat. Di awal-awal perjalanan saya merasa kog sulit napas, kog berat, kog gini, kog gitu (gumaman dalam hati). Terus kemudian sedikit mulai mendaki, rasanya kaki saya berat sekali, kaget, shock, piiiuuhhh. Baru beberapa puluh meter akhirnya saya minta break dulu dunk (huwaaah), yah akhirnya perjalanan dilanjutkan lagi, dan berulang kali saya minta break istirahat (luar biasa). 

Tidak lama dari starting point, kami disuguhi dengan pemandangan kawah belerang, bauu bro sis, huh mana masker saya ketinggalan, saya sempat capek minta break disitu, tapi kata teman saya, Za kita ga boleh lama-lama disini harus terus jalan, bahaya disini, beracun. Oke argumennya benar sekali, saya mulai mengajak kompromi tubuh ini. Kamu kuat Za, kamu pasti BISA, Ayoo SEMANGAT!!! Iya lanjut terussss. 

Rasanya sudah lama mendaki tapi kog ga sampe-sampe, saya memang paling ketinggalan nih, paling belakang, jalan dikit berhenti, jalan dikit berhenti. Dalam hati hampir saya menyerah, saya ingin bilang ke teman-teman udah saya tinggalin aja disini, untungnya saat itu cuma dalam hati saya bergumam seperti itu, saya yakin teman-teman saya ga mungkin ninggalin saya sendiri (PeDe bingit), terus dan terus saya mengajak kompromi tubuh ini untuk terus bergerak (Nb: diatas setelah settle saya akhirnya cerita juga sama teman-teman kalau tadi sebenarnya saya sempat menyerah). 

Alhamdulillah akhirnya sampai di camp David untuk lapor kedua. Disana kami istirahat sebentar, saya Tanya berapa lama lagi sampai di tempat camp? Teman saya bilang tinggal sekitar 15 menit lagi (Huuuwahhhh dalam hati saya bergumam Alhamdulillah bentar lagi nyampe Za, beban punggung ini akan segera terlepas).
Yuupss betul banget ga lama kemudian akhirnya kami nyampe di pondok saladah tempat campnya para pendaki,,, wow disana banyak banget tendanya. Yah kami pun mencari tempat dan mulai mendirikan tenda. Setelah mendirikan tenda, kami pun mulai masak dengan bahan mentah yang sudah kami bawa untuk makan siang, Hmmmm Nyummyyy, lezatnya ada nasi, pecel sayur, tempe mendoan, telur goreng, dan sosis goreng… mantappppp.

Okelah setelah makan kami pun bersiap untuk sholat dan istirahat, tapi tidak lama kemudian hujan turun. Yah akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat dulu di dalam tenda, dinginnn banget Buuu, uda pake jaket tetap aja dingin.

Rencananya kami akan bermalam dulu di pondok saladah ini dan akan melanjutkan perjalanan ke puncak papandayan pukul 02.00 dini hari agar bisa menikmati sunrise di puncak papandayan.

Sebelum gelap menjelang, kami pun kembali lagi masak untuk makan malam. Setelah makan karena garing ga tau mau ngapain, akhirnya kami main tebak-tebakan nama hewan, yang kalah dapat hukuman.

Pukul 02.00 wib, kami pun bangun dengan mata yang masih setengah mengantuk, kami pun bersiap untuk melakukan perjalanan malam
_To Be Continued_


NB: Awalnya dibayangan saya naik gunung itu cuma ada kita doank, melewati hutan rimba tanpa teman lain, bertahan survive dengan bahan makanan seadanya, membawa parang untuk membuka jalan. lebay banget ternyata gw.

Followers

Flickr Gallery

Follow The Author