Ini kali pertama seumur hidup saya,
berwisata ke gunung, camping di tengah
alam terbuka. Pengalaman pertama yang tidak terlupakan.
Pagi-pagi sekali kami berangkat. Kami
yang berangotakan 6 orang ini,
Kira-kira pukul 07.00 WIB
akhirnya kami tiba di pos pertama dan langsung saja melakukan registrasi.
Pertama tiba, saya terkaget-kaget ketika melihat banyaknya pendaki disana, dan
parahnya kog ada yang enteng banget satu tim 8 orang hanya membawa 3 carrier,
dan yang lain ga bawa apa-apa. Disisi lain saya juga melihat 3 orang pemuda
yang hanya membawa 1 carrier dan 2 daypack. Akhirnya ributlah kami, “kog itu,
kog ini bawanya gitu doank?”, “Kita lebay banget ga sih 2 cowok 4 cewek
semuanya bawa carrier?” kira-kira itulah yang kami ributkan. Saya memang sempat mendengar dari teman, idealnya
untuk pendakian proporsinya 2 carrier 1 daypack, agar bisa ganti-gantian. Tapi
yasudahlah toh sudah terlanjur ini.
Kami pun mengeluarkan semua
perlengkapan yang sudah kami bawa. Karena baru pertama kali, alhasil packing
yang saya lakukan “kurang pas dan nyaman”, akhirnya dibantu oleh teman saya,
dibongkar kembali deh isi tasnya. Setelah persiapan selesai langsung saja kami
mencari tempat makan untuk sarapan. Disela-sela menunggu sarapan tersaji, bak
pendaki propesional kami akhowat yang notabenenya pendaki pemula, melakukan
sedikit stretching, pemanasan supaya ga cidera (heee :P ngakak sok safety
banget nih kita).
Oke selesai makan, kami pun
langsung menuju trek pendakian yang sebelumnya dimulai dengan berdoa bersama
untuk memohon perlindungan dari Allah swt agar perjalanan kami selamat. Di
awal-awal perjalanan saya merasa kog sulit napas, kog berat, kog gini, kog gitu
(gumaman dalam hati). Terus kemudian sedikit mulai mendaki, rasanya kaki saya
berat sekali, kaget, shock, piiiuuhhh. Baru beberapa puluh meter akhirnya saya
minta break dulu dunk (huwaaah), yah akhirnya perjalanan dilanjutkan lagi, dan
berulang kali saya minta break istirahat (luar biasa).
Tidak lama dari starting point,
kami disuguhi dengan pemandangan kawah belerang, bauu bro sis, huh mana masker
saya ketinggalan, saya sempat capek minta break disitu, tapi kata teman saya,
Za kita ga boleh lama-lama disini harus terus jalan, bahaya disini, beracun.
Oke argumennya benar sekali, saya mulai mengajak kompromi tubuh ini. Kamu kuat
Za, kamu pasti BISA, Ayoo SEMANGAT!!! Iya lanjut terussss.
Rasanya sudah lama mendaki tapi
kog ga sampe-sampe, saya memang paling ketinggalan nih, paling belakang, jalan
dikit berhenti, jalan dikit berhenti. Dalam hati hampir saya menyerah, saya
ingin bilang ke teman-teman udah saya tinggalin aja disini, untungnya saat itu
cuma dalam hati saya bergumam seperti itu, saya yakin teman-teman saya ga
mungkin ninggalin saya sendiri (PeDe bingit), terus dan terus saya mengajak
kompromi tubuh ini untuk terus bergerak (Nb: diatas setelah settle saya
akhirnya cerita juga sama teman-teman kalau tadi sebenarnya saya sempat
menyerah).
Alhamdulillah akhirnya sampai di
camp David untuk lapor kedua. Disana kami istirahat sebentar, saya Tanya berapa
lama lagi sampai di tempat camp? Teman saya bilang tinggal sekitar 15 menit
lagi (Huuuwahhhh dalam hati saya bergumam Alhamdulillah bentar lagi nyampe Za,
beban punggung ini akan segera terlepas).
Yuupss betul banget ga lama
kemudian akhirnya kami nyampe di pondok saladah tempat campnya para pendaki,,,
wow disana banyak banget tendanya. Yah kami pun mencari tempat dan mulai
mendirikan tenda. Setelah mendirikan tenda, kami pun mulai masak dengan bahan
mentah yang sudah kami bawa untuk makan siang, Hmmmm Nyummyyy, lezatnya ada
nasi, pecel sayur, tempe mendoan, telur goreng, dan sosis goreng… mantappppp.
Okelah setelah makan kami pun
bersiap untuk sholat dan istirahat, tapi tidak lama kemudian hujan turun. Yah
akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat dulu di dalam tenda, dinginnn
banget Buuu, uda pake jaket tetap aja dingin.
Rencananya kami akan bermalam
dulu di pondok saladah ini dan akan melanjutkan perjalanan ke puncak papandayan
pukul 02.00 dini hari agar bisa menikmati sunrise di puncak papandayan.
Sebelum gelap menjelang, kami pun
kembali lagi masak untuk makan malam. Setelah makan karena garing ga tau mau
ngapain, akhirnya kami main tebak-tebakan nama hewan, yang kalah dapat hukuman.
Pukul 02.00 wib, kami pun bangun dengan mata yang masih
setengah mengantuk, kami pun bersiap untuk melakukan perjalanan malam
_To Be Continued_
NB: Awalnya dibayangan saya naik gunung
itu cuma ada kita doank, melewati hutan rimba tanpa teman lain, bertahan
survive dengan bahan makanan seadanya, membawa parang untuk membuka jalan.
lebay banget ternyata gw.