Jumat, 10 Oktober 2014

Catatan Hati dari Seorang Adik ^^

14 Agustus 2014

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu’alaykum. Apa kabarmu hari ini, suamiku? Semoga Allah SWT selalu ada dalam hatimu dan menjadi tujuan yang mengiringi setiap bagian hidupmu.

Suamiku, telah aku ceritakan sebelumnya bahwa aku pernah menumpahkan begitu banyak air mata karena lelahnya hati yang memendam cinta. Betapa konyolnya  semua yang aku lakukan untuk sekedar menerka apakah perasaan ini terbalaskan dan membiarkan hati ini  kembali berharap. Betapa takutnya aku mengkhianati anugerah yang telah Allah berikan ini ketika aku tidak dapat menata hati dan sikapku sehingga membuatku jauh dariNya.

Suamiku, untuk semua kisah yang pernah aku lalui itu, aku mohon maf jika kau merasa risih dan terganggu apabila orang itu bukan dirimu. Aku hanya seseorang yang lemah hatinya ketika datang seorang laki-laki yang dengan sihirnya membuatku jatuh. Sungguh aku minta maaf, bila sempat aku katakan sulit untuk merelakan dirinya pergi dan menghancurkan semua impian yang ingin aku bangun bersamanya. Apakah kau tahu, bagaimana resahnya ketika seorang wanita jatuh cinta? Jatuh cinta tidaklah selalu membahagiakan bagi wanita yang mengerti hakikat dirinya, ibarat makan buah simalakama, ketika ia hanya mampu memendam cintanya dan tiada berani menyampaikan. Berkali-kali juga aku katakan akan mencoba menghapus namanya dan mengabaikan perasaan yang saat ini hanya menyisakan air mata. 

Oh tidak, mungkin aku lupa bahwa akan selalu ada hikmah dibalik semua kisah yang digariskan Allah. Banyak pelajaran yang seharusnya dapat menguatkan aku untuk menjaga hati dan menyikapi dengan bijaksana setiap kejadian yang aku lalui. Mungkin dengan peristiwa-peristiwa ini, aku bisa menjadi lebih dewasa memaknai setiap fase dalam hidupku.

Bismillah, suamiku, hari ini aku putuskan untuk mengakhiri semua kisah sedih ini dan menggantikannya dengan kisah-kisah bahagia yang mungkin akan mempertemukan kita. Suamiku, akan kupersiapkan diriku sebaik mungkin untuk menyambut dirimu. Engkau yang akan jadi imamku, aku pasrahkan semua pada Allah tentang siapa dirimu dan bagaimana takdir akan menautkan hati kita.  

Untuk dia yang akan aku cintai sepenuh jiwaku, aku mohon berbesar hatilah dalam membimbingku, maafkanlah diriku bila mungkin ada sikapku yang tidak engkau ridhoi,  bertahanlah bersamaku untuk membingkai pernikahan kita selalu dalam tuntunanNya. Dari diriku, yang selalu merindukan kehadiranmu.

(Penulis: Seorang teman yang tidak ingin disebut namanya)


Pesan dari yang Empunya Blog  :D
  • Bercanda itu boleh banget kog, tapi "objek yang dibecandai" tidak semuanya bisa "kuat" pertahanan imannya. kalau memang belum bisa berinteraksi dengan lawan jenis ala Rosulullah saw.,  berinteraksilah "sekadarnya" n jangan lebay (kayak lagu T2 "pliss deh jangan lebaaay")
  • Pernah baca tapi lupa dimana, co' itu memang baru bertindak kalo dapat "kode" dari si ce' dan sebaliknya. Masalahnya sih ce' ga sekolah di sekolah tinggi sandi negara, jadi ga ngerti arti ntu kode, daripada buang-buang waktu nyebar-nyebar "kode", mending kalo beneran serius, langsung aja datang ke rumah ortunya, jangan suka koar-koar, menyebar jaring dimana-mana a.k.a. tepe-tepe.
  • Untuk adik-adik akhowat "polos" yang baru masuk ke ranah birokrasi, sedikit demi sedikit kalian akan belajar, memang nasibnya "high quality single" banyak yang godain gitu (heee :D), apalagi kalo sekantornya banyak emak-emak n bapak-bapak, ampun dah tiap hari dicomblangin. Stay cool, calm, don't be panic. Banyakin aktivitas aja girls, ikut kursus, kuliah lagi, ikut tahsin-tahfidz, nyantri, ngajar, ngeblog, buka lapak, atau apalah hobi kalian, In Shaa Allah "pertahanan imannya" bisa kuat lagi kog. satu lagi, Jangan sering menyendiri tanpa kerjaan, jadinya ga jelas ntar, malah lama-lama bisa masuk "dunia hitam (loh?)", just share pengalaman pribadi gw yang tentunya masih sedikit banget)
  • dan yang terakhir Allah itu baikkkkk banget sama kita, mau dengerin semua curcolan kita kog, apapun itu. So, Jangan malas untuk mengadu sama Allah kalo ada yang "jahilin" kita yah. Aduin aja tuh yang jahilin biar Allah kasih solusi kegalauannya, dan solusi kegalauan kita juga tentunya :D
   Keep Smile, make enjoy yourSelf :D

Rabu, 10 September 2014

Ringkasan Kitab Fiqh Islam wa Adillatuhu Jilid 5: Jual-Beli (1)



Jual Beli

Secara Etimologi
Jual Beli adalah proses tukar-menukar barang dengan barang.

Secara terminologi,
  1. Menurut ulama Hanafi, tukar menuka maal (barang atau harta) dengan maal yang dilakukan dengan cara tertentu 
  2. Menurut Imam Nawawi dalam kitab Majmu’, adalah tukar menukar barang dengan barang dengan maksud memberi kepemilikan 
  3. Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mugni, adalah tukar menukar barang dengan barang yang bertujuan memberi kepemilikan dan menerima hak milik
Baik penjual maupun pembeli dinamakan dengan baa’i’un, bayyi’un, musytarin, dan syaarin. Bay’ adalah pecahan dari kata baa’un (barang).

Hukum jual beli adalah BOLEH berdasarkan dalil Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’.

Rukun Jual Beli
-          Pelaku transaksi (penjual dan pembeli)
o   Berakal atau mumayyiz (mampu membedakan benar atau salah). Hanafi tidak mensyaratkan baligh, sehingga sah saja perbuatan anak yang sudah mumayyiz tapi belum baligh.
o   Pelaku transaksi haruslah berbilang (penjual dan pembeli) tidak sah jual beli dilakukan oleh perantara seorang wakil yang ditunjuk kedua belah pihak. (bertransaksi dengan diri sendiri)

-          Ijab Qabul (sighatul ‘Aqd),
o   pernyataan yang menunjukan kerelaan kedua belah pihak. 
o   Dan ada juga transaksi tanpa Ijab qabul seperti ketika membeli seikat sayur, sepotong roti,
§  menurut mazhab Hanbali jual beli ini sah jika sudah menjadi kebiasaan dan menunjukan kerelaan.
§  Menurut syafi’I jual beli ini tidak sah, karena kerelaan adalah sesuatu yang tidak jelas sehingga perlu ditegaskan dengan kata-kata. Beberapa ulama dari mazhab syafi’I seperti imam Nawawi, Baghawi, dan imam mutawalli memperbolehkan  transaksi ini karena tidak ada dalil yang mensyaratkan adanya kata-kata.
-          Barang
o   Barangnya ada, tidak sah menjual barang yang belum ada, misal, menjual janin hewan yang masih di kandungan.
o   Harta yang bernilai (bermanfaat/ memiliki nilai materi untuk orang banyak)
o   Dimiliki oleh seseorang.
o   Dapat diserahkan pada saat transaksi, jual beli barang yang tidak bisa diserahkan dianggap tidak sah meskipun dimiliki oleh penjualnya, contoh menjual ikan di laut lepas, burung di udara.

Ada beberapa etika yang harus diperhatikan dalam jual beli, yaitu
  • Tidak boleh berlebihan dalam mengambil keuntungan. 
  • Ulama Malikiah menentukan batas penipuan yang berlebihan itu adalah sepertiga keata, karena jumlah itulah ynag diperbolehkan dalam wasiat dan selainnya. 
  •  Berinteraksi yang jujur, dengan menggambarkan barang dagangan dengan sebetul-betuknya tanpa ada unsur kebohongan ketika menjelaskan macam, jenis, sumber dan biayanya 
  •  Bersikap toleran dalam berinteraksi, bagi penjual mudah dalam menentukan harga, dan pembeli tidak terlalu keras dalam menentukan syarat-syarat penjuakan dan memberikan harga lebih. 
  •  Menghindari sumpah meskipun pedagang itu benar"
"Sumpah itu membuat barang jadi laris, tetapi menghapus berkah dari jual beli” (H.R. Bukhari & Muslim) 
  • Memperbanyak sedekah
“pedagang ketahuilah bahwa setan dan dosa senantiasa mengiringi jual-beli, maka iringilah jual-beli dengan sedekah” (H.R. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Abu Dawud)
  • Mencatat utang dan mempersaksikannya 


_To Be Continued_

Kamis, 10 Juli 2014

BIRRUL WALIDAIN



Kasih Ibu sepanjang masa :D

Berbuat baik terhadap orang tua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta mentaati perintahnya (kecuali yang ma’siat) dan mendoa’kannya apabila keduanya telah wafat. Birrul walidain adalah wajib pada selain perkara yang haram.
Ibu dan Bapak sebagai orang tua sudah selayaknya mendapatkan kebaikan dan penghormatan dari anaknya. Islam sangat perhatian mengenai masalah ini, sebagaimana sangat jelas ditegaskan dalam firman Allah yang berbunyi:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali” (QS.31:14).  

Perintah berbuat baik kepada orang tua juga terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut 29:8, Al-Ahqaf, 46: 15, Luqman, 31:14 dan An-Nisa, 4:36.
Jelaslah bahwa Birrul Walidain adalah kewajiban setiap anak dalam kerangka ta’at kepada perintah Allah.

Berbuat baik kepada orang tua meliputi dua dimensi waktu, yaitu:
• Saat orang tua masih hidup
ü  Mentaati selama bukan maksiat. Hadits Rasulullah: “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah”. Contoh: Kisah Sa’ad bin Abi Waqosh.
ü  Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (QS.17:23)
ü  Memohonkan ampunan baginya kepada Allah (mendoa’kan) (QS.17:24)
ü  Membantu dengan harta
ü  Memintakan restunya terlebih dahulu atas perbuatan penting yang akan dilakukan.
Hadits Rasulullah: “Ridho Allah ada dalam Ridho orang tua, Murka Allah juga ada dalam Murkanya orang tua”.

• Saat orang tua telah wafat
Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda :
“Seorang laki-laki dari golongan Anshar mendatangi Rasulullah, lalu bertanya: ‘Apakah yang tinggal bagiku untuk dapat berbuat kebaikan terhadap Ibu-Bapakku setelah mereka meninggal ya Rasulullah? Rasul menjawab : ‘Ada 4 macam yang dapat anda lakukan : menshalatkannya, memohonkan ampun segala dosanya, memenuhi janjinya dan juga menghormati teman dan sahabatnya. (HR. Muslim)

üMenyelenggarakan pengurusan jenazahnya seperti: memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya dan menguburkannya,dsb.
ü  Senantiasa berdo’a untuk memohonkan ampun atas segala dosanya.
ü  Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti: wasiat, hutang piutang, dll.
ü  Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya masih hidup.

Keutamaan Birul Walidain
a.    Termasuk Amalan Yang Paling Mulia, Yang dicintai oleh ALLAH
Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: "Sholat tepat pada waktunya", Saya bertanya : Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam "Berbuat baik kepada kedua orang tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Berjihad di jalan Allah". (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).

b.    Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (artinya): "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….", hingga akhir ayat berikutnya : "Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." (QS. Al Ahqaf 15-16)

c.    Merupakan Sebab keridhoan Allah
Sebagaimana hadits yang terdahulu "Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua".

d.    Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga
e.    Merupakan Sebab Bertambahnya Umur
f.     merupakan Sebab Barokahnya Rizki

Followers

Flickr Gallery

Follow The Author